ombusombus ver. 2.0

Thursday, September 14, 2006

stroke, mama dan yesus

pagi masih baru dan semalam aku tidur subuh gara gara nonton bola sampai jam 5.

“paaakkkkk.. paakkk…, opungg’ seketika ada bunyi pintu kamar digedor gedor si mbok. mata masih lengket, tapi badan terbangun juga dan langsung keluar kamar. waktu melangkah ke kamar makan, terlihat dari pandangan sepasang kaki yang lunglai di lantai.

‘maaa..-maaa..maaa’ , saya langsung mengguncang guncangkan tubuh mama yang terpelungkup di depan kulkas. si mbok ikutan teriak manggil-manggil si jois di rumah belakang, si mur ikutan bingung. aku tidak mengingat dengan jelas suasana pagi itu, pikiranku keburu mandek mendadak berhenti melihat tubuh mama yang tanpa respons.

‘maaa… maaa’.. suaraku mulai lirih campur bingung melihat tubuh yang tak bergerak. aku mengangkat kepalanya yang menempel pada lantai pagi itu. darah. d-a-r-a-h tergenang lewat mulutnya yang sedikit terbuka. aku bingung dan juga 3 wanita lain saat itu, mbok, mur dan jois. jois sangking bingungnya malah menarik tangan mama, mungkin maksudnya supaya berdiri; mana mungkin? sedang bernafas atau tidak saja, saat itu aku tidak yakin. pikirku saat itu, is this the end? beginikah rasanya kehilangan ibu? terdiam, bingung, leher tercekat dan otakku terasa kosong. bukan, bukan ingin menangis; saat itu cuma diam dan bingung.

is this our end ?

semalam aku pulang kantor tiba tiba aja ingin makan bareng mama sama keluarga si tobi. lalu tanpa rencana kami makan di restoran trio, restoran yang selalu biasa jadi tempat makan keluarga mulai jaman batu.

pikiranku sejenak kembali ke saat makan malam itu, jadi itu makan malam bareng terakhir? aku masih tercekat dan bingung.

seketika yang keluar dari mulutku saat itu adalah suara lirih yang berucap ; “yesus.. yesus..”, cuma itu, tidak ada kata lain yang ada di kepalaku, entah sadar atau tidak mulutku kerap terucap ‘yesus.. yesus..’ entah berapa kali, tapi hanya itu yang terulang ulang di dekat telinga mama.

‘yesus.. yesus’.. terdengar suara lirih, tapi kali ini bukan dari mulutku. dari mulut mama.

setengah tidak percaya melihat tubuh yang tiba tiba merespons, aku, jois, mur dan wasman bergegas mengangkat tubuh itu ke dalam mobil. aku masih menggunakan celana kolor putih buat tidur, jois masih berdaster langsung masuk mobil dan bergegas ke cikini.

betapa tipisnya kehidupan dan kematian. cepat tanpa sempat ada kesadaran. menurut mama yang saat ini sedang tidur di tempat tidur sebelah ( aku masih menahan kantuk di kursi jaga sambil mengetik hal yang masih belum terlupakan pagi ini ), dia tidak ingat, hal yang diingat terakhir adalah menyediakan nasi uduk untuk sarapan pagiku seperti biasa, bahkan tidak pernah dia tahu bahwa dia terjatuh.

saat itu sungguh terserah Yang Punya Nyawa, bagi mama saat itu; sudah tidak ada kesadaran dan rasa lagi. mungkin Tuhan sedang menimbang nimbang ketika sang nyawa sedang melayang layang, akankah dipanggil atau masih diberi waktu lagi dan kembali ke raga semula. mungkinkah Tuhan mengubah kehendaknya ketika mulut ini terucap nama anakNya?

beberapa hal yang aku yakini adalah ‘kenyataan yang pasti’ lewat pengalaman ini adalah : kehidupan, saat diantara kehidupan dan kematian, dan yesus. i do believe it. i believe it.

i have seen it. [1]kehidupan, [2] kematian, [3] saat diantara keduanya dan [4] yesus. bukti indahnya adalah yesus lebih besar dari kehidupan dan kematian.

aku rasa yesus itu lagi yang baru saja ‘menghidupkan’ mama lagi pagi ini, lewat ucapan mulut bibir najisku yang bisa berucap namanya itu.

you don’t believe that “name” can raise dead people? i believe it, i have seen it.

oh, by the way, masih ada beberapa bukti keajaiban lain yang aku seakan tidak percaya terjadi pada pagi ini, tapi cukuplah hal ini saja untuk kali ini, lain kali aku ceritakan.

posted by .. at 5:19 PM

1 Comments:

I beleive in miracle.. I do believe in it
He is there, watching us. I cannot see Him, yet I know that He is with me and that is all that matters.
Anonymous Anonymous, at 8:28 PM  

Add a comment