Melihat bintang bintang di kanvas langit hitam ternyata bisa lebih menarik dari menonton balet itu sendiri. Ballet Under The Stars malem minggu ini di Fort Canning Park asik juga, bosen juga liat mall dan mall. Cuma karena gak ngerti balet, gue jadi lebih menikmati tiduran di rumput sambil memandangi bintang dan bayangan pohon cemara yang ternyata juga bisa menari balet.

[flash back sebentar 1 hari sebelumnya di Terminal 1 - Cengkareng]

Jam tiga sore, 5 menit menjelang pesawat AirAsia ke Batam. Ritual mingguan yang jadi kenyataan. "Mohon maaf, ditujukan kepada penumpang AirAsia no. 7557 tujuan Batam, keberangkatan di tunda 30 menit dari jadwal yang ditentukan".
Begitu saja. Mohon maaf dan selesai. Muka-muka calon penumpang yang tidak pedulian menerima kabar dengan biasa. Semua tampak biasa untuk manusia manusia siang itu. Dari yang nangkring di lorong sambil merokok sampai membuat lorong asap menuju meja check in sambil duduk2 di cerobong AC yang jelas jelas ditulis jangan diduduki.
Di negeri saya saat itu, sepertinya tidak perlu ada rasa bersalah lagi. Tua muda, sipil dan militer sama saja. Melanggar aturan bukanlah hal besar. Tidak perlu ada rasa bersalah; bahkan kalau ketauan salah, ngeles duluan aja. Salahkan orang lain, atau salahkan benda mati yang lain.

Seperti si Ikin, salah satu konsultan gue di kantor. Sudah sering diperingati jangan mendownload movie file ( apalagi bokep), tapi tetep aja dilakukan. Server jadi penuh bokep Jepang, Teenphilipino belum juga picture file yang menuh2in storage.
Lalu kalo hari ini gue pecat karena gak ikutan Livemeeting yang udah di schedule seminggu sebelumnya, itu sih cuman trigger dari sederet daftar kesalahan lainnya.

(btw, sorenya dia ngirim email; bahwa dia tidak merasa bersalah mendownload filem itu tapi itu adalah 'titipan' orang. See? jago ngeles kan orang2 sekarang ? )

Anyway, versi cerita ini sih ada 3 lembar lagi, cuman pagi ini gue males nulis.
Long versionnya entar deh di terusin.



Mau makan Bakut Teh dulu.

-k-